Bangga Jadi Pengemis

Ada berita menarik dari salah satu tabloid olahraga nasional tentang pro kontra dana APBD untuk sepakbola. Kalau menurutku, berita di bawah ini sangat lucu dan menggelikan, sekaligus menggambarkan ketidakmampuan dan betapa bodohnya mayoritas pengurus klub sepakbola (plat-merah) kita saat ini.

Suporter Indonesia satu suara menuntut dana APBD tetap dikucurkan namun dengan berbagai catatan. Misalnya jumlahnya dikurangi dan audit dilakukan secara transparan. Kesepakatan itu dilakukan puluhan kelompok suporter yang hadir di acara diskusi gagasan Bonekmania bertema ”Sepakbola Tanpa APBD”, Sabtu (15/12), di rumah makan Taman Sari, Surabaya.

“Kami akan menuntut DPRD dan kepala daerah untuk berani mengucurkan dana itu sebab untuk saat ini mustahil sepakbola bisa langsung lepas dari APBD,” tutur Andi Syam, dirigen Mac’z Man. “Gerakan moral ini adalah cermin keinginan masyarakat lapis bawah,” ujar Ndaru Supriono, perwakilan Slemania.

Mereka bakal menemui Mendagri dan DPR di Jakarta serta DPRD di daerah masing-masing. “Sepakbola merupakan hiburan bagi masyarakat yang tak tersentuh pembangunan,” ujar Haruna Soemitro, narasumber sekaligus Ketua Pengda PSSI Jatim, yang diamini Saleh Ismail Mukadar, mantan manajer Persebaya. (riz)

//
suporter indonesia satu suara? satu indonesia yg mana? lha wong yang diundang 74 yang datang cuma 17, berikut komentar salah satu nawak mr. oke_sr di milis:
terlalu berlebihan kalau menamakan Suara rakyat sepakbola tanah air. Kenyataannya cuma sebagian yang mengikuti dan sebagian lagi mendukung penyetopan APBD ke arah yang lebih baik.
Lagipula…. . yang menikmati APBD hanya segelintir daripada makna kata rakyat itu sendiri yang bersifat luas, apalagi ditambahi kata-kata “tanah air”. Perbandingannya > 1:50000. 1 untuk yang menikmati gelimangan APBD.

//
puluhan? apakah 17 bisa dibilang puluhan? kalau anda membuat acara dengan mengundang 74 orang tapi yg datang hanya 17, apakah anda masih bisa menganggap acara Anda sukses? apalagi moderator yang diundang juga tidak ada yg datang..

//
lihatlah komentar-komentar di atas dari para pengemis uang rakyat, para koruptor lewat klub sepakbola perserikatan, korupsi berjamaah atas masyarakat lapis bawah, dll.

//
kalau sepakbola tak tersentuh pembangunan, lalu kenapa ada renovasi Stadion Gajayana bertaraf internasional dan membangun Malang Olympic Garden? Sudah banyak contoh kalau sepakbola apabila diarahkan menuju industri, bisa meningkatkan perekonomia. Ingat, kita jangan memberi ikan kepada nelayan, tapi berilah kail / jala.

//
kalau Pengda nya saja sudah bermental penjilat seperti itu, tidak heran kenapa Nurdin Halid tetap berkuasa di tahta PSSI meskipun meringkuk di dalam penjara.

Memang bangsa ini adalah bangsa yang aneh, kita berbangga dengan kemalas-malasan kita, bangga dengan korupsi, dan bangga dengan hal-hal jijik lainnya.

Pikiran sederhana: apakah klub-klub sekelas Persebaya, PSS Sleman, Persib Bandung, Persija, PSMS Medan, hingga PSM Makasar tidak bisa “menjual” aset kelompok suporter mereka yang juga besar? Apa susahnya sih membisniskan sebuah klub sehingga sepakbola bisa mandiri dan profesional, tidak ada lagi birokrasi dan pemakaian APBD yang nyata2 seharunya digunakan untuk kepentingan rakyat, bikin lapangan kerja atau investasi misalnya. Bayangkan bila uang 20M untuk masing2 klub dipakai untuk investasi…

Kenapa tidak mencontoh PS Arema Malang? Klub sepakbola profesional yang tidak sepeserpun mengemis APBD uang rakyat? Bahkan (maaf) tanpa APBD pun prestasi Arema jauh lebih bersinar daripada klub sekota yang plat-merah, Persema Malang.

Gengsi untuk meniru Arema? malu? sungkan? atau iri?

atau memang tidak mampu untuk mencoba membuat sebuah “sepakbola industri” seperti yang dikoarkan sang Napi kita (Nurdin Halid) pada visi-misinya saat awal dilantik dulu?

Saya bukan orang bisnis, juga bukan orang sepakbola, pengetahuan saya tentang birokrasi juga minim, tapi saya tidak menutup mata dengan apa yg telah terjadi di persepakbolaan kita saat ini. Kalau sistim persepakbolaan kita masih gini-gini aja, percayalah sampai kiamat pun sepakbola kita tidak akan berprestasi di level internasional!!!

baca juga: Korupsi Yang Didukung

3 thoughts on “Bangga Jadi Pengemis

  1. Horeee….., semoga brosia dortmund (emboh nulise yek opo) menang lawan tim nasional Indonesia…, hehehe :) Bantai Indonesia…., meskipun indonesia menang….., yg penting, hidup tim lawan…., hip hip horeeee.

    Yahhh, begitulah….., kalo sudah dari awal ndak jelas persepakbolaannya….., jadi buat apa didukung…, lebih baik dukung tim lawan yg lebih keren.

    Korban dari doktrin persepakbolaan nasional yg ruwet bin carut maruth.

  2. KORUPSI DANA APBD PEMKOT s SURABAYA UNTUK PERSEBAYA 15 MILLIAR BELUM TERUANGKAP DI KEJAKSAAN AGUNG RI. HASIL MAKSIMUN PERSEBAYA WALK OUT LAWAN PERSIJA. SEJARAH KELAM DALAM DUNIA PERSEPAKBOLAAN NASIONAL KITA…

  3. jangan terus menerus rakyat dikebiri oleh pengurus2 sepak bola. ingat dug korupsi persebaya 2005 senilai 15 milliat yg sekarang diselidiki ulang di kejagung RI. Hasilny waktu iyu persebaya walk out dg persija

Tinggalkan Balasan ke LENTHO Batalkan balasan